Rematik: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

Updated,

rematik

Apa itu Rematik?

Rematik adalah istilah yang luas yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi dan penyakit yang memengaruhi sistem muskuloskeletal. 

Kondisi ini dapat melibatkan peradangan pada sendi dan otot, serta jaringan ikat lainnya seperti tendon, ligamen, dan tulang rawan.

Gangguan rematik sering menyebabkan rasa sakit dan kekakuan, yang dapat membatasi pergerakan.

Ada banyak jenis gangguan rematik yang berbeda, termasuk osteoartritis, artritis rematoid, asam urat, fibromyalgia, radang kandung lendir, tendinitis, ankylosing spondylitis dan lupus.

Perawatan untuk rematik tergantung pada jenis gangguan, tetapi dapat mencakup obat-obatan seperti obat antiinflamasi atau agen biologis untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, terapi fisik untuk membantu menjaga fleksibilitas atau mungkin juga pembedahan dalam beberapa kasus.

Fakta Tentang Rematik

rematik

Rematik adalah suatu kondisi yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia dan dapat menyebabkan rasa sakit, kekakuan, dan pembengkakan pada persendian.

Rematik lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dengan jumlah wanita yang terdiagnosis berjumlah hingga tiga kali lipat lebih banyak daripada pria. 

Sebanyak satu dari empat orang yang berusia di atas 65 tahun menderita rematik.

Sekitar 10% dari semua kunjungan dokter terkait dengan kondisi ini, menjadikannya salah satu penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. 

Rata-rata, penderita rematik kehilangan dua hari kerja setiap bulannya karena gejala-gejalanya.

Jenis-jenis Rematik

rematik

Rematik adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang memengaruhi sendi dan otot, kondisi ini dapat mencakup osteoartritis, artritis reumatoid, asam urat, lupus, fibromyalgia, dan masih banyak lagi. 

  • Osteoartritis adalah jenis rematik yang paling umum, yang disebabkan oleh degenerasi tulang rawan sendi akibat keausan dari waktu ke waktu.
  • Artritis reumatoid adalah gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan sendi yang menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi. 
  • Gout adalah bentuk artritis yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat pada persendian yang menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan yang hebat.
  • Lupus adalah penyakit autoimun yang memengaruhi berbagai organ dalam tubuh termasuk sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, dan otak.
  • Fibromyalgia ditandai dengan rasa sakit kronis yang meluas bersamaan dengan kelelahan, gangguan tidur dan disfungsi kognitif.
  • Skleroderma adalah penyakit autoimun yang memengaruhi jaringan ikat di seluruh tubuh, menyebabkan pembengkakan, kekakuan, dan rasa sakit pada sendi, otot, dan organ.

Setiap jenis rematik dapat memiliki gejala yang berbeda serta memerlukan perawatan yang berbeda tergantung pada jenisnya.

Gejala Rematik

rematik

Berikut ini adalah beberapa gejala rematik yang perlu Anda waspadai.

1. Nyeri Pada Otot dan Persendian

Nyeri pada otot dan persendian adalah salah satu gejala penyakit rematik yang paling umum.

Biasanya dimulai dengan sensasi nyeri yang tumpul dan pegal yang dapat berkisar dari ringan hingga berat, tergantung kondisinya.

Rasa sakit dapat memburuk dengan aktivitas tertentu, seperti bergerak atau meregangkan tubuh, dan dapat disertai pembengkakan, kemerahan, dan kekakuan.

Nyeri juga dapat lebih menetap pada beberapa kasus, berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

Tergantung pada jenis penyakit rematiknya, rasa nyeri dapat memengaruhi berbagai area tubuh seperti tangan dan kaki, tulang belakang, pinggul, ataupun bahu.

2. Rasa Kaku di Pagi Hari

Kaku di pagi hari adalah gejala umum dari rematik, gangguan yang disebabkan oleh peradangan pada sendi dan jaringan di sekitarnya.

Orang dengan kondisi ini sering mengalami peningkatan rasa sakit, pembengkakan, dan kekakuan pada persendian mereka di pagi hari atau setelah periode istirahat.

Sendi yang terkena mungkin terasa kaku atau kencang, dan gerakannya dapat menjadi menyakitkan atau sulit. Dalam beberapa kasus, sendi mungkin juga terasa hangat saat disentuh karena peradangan.

Kekakuan di pagi hari ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam setelah bangun tidur dan biasanya akan lebih buruk ketika cuaca di luar sedang dingin.

3. Kelelahan

Kelelahan adalah salah satu gejala rematik yang paling umum, suatu kondisi yang memengaruhi sendi dan otot.

Kelelahan ini dapat digambarkan sebagai rasa lelah yang luar biasa atau kelelahan yang tidak kunjung hilang setelah istirahat atau tidur yang cukup.

Kelelahan ini dapat memiliki komponen fisik dan mental, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari.

Penderita rematik mungkin merasa mudah lelah, bahkan setelah menyelesaikan tugas-tugas sederhana seperti berjalan kaki atau melakukan pekerjaan rumah tangga.

4. Kemerahan dan Bengkak

Rematik adalah sebuah jenis kondisi kesehatan kronis yang dapat menyebabkan berbagai gejala yang menyakitkan.

Dua gejala yang paling umum terkait dengan rematik adalah kemerahan dan bengkak.

Kemerahan biasanya terlihat pada kulit di sekitar persendian, sedangkan pembengkakan biasanya terjadi pada persendian itu sendiri.

Penting untuk dicatat bahwa kedua gejala ini juga dapat terjadi pada kondisi lain, jadi penting untuk mencari saran medis jika terjadi secara teratur.

5. Demam

Demam adalah salah satu gejala paling umum yang terkait dengan rematik.

Demam sering kali disertai dengan nyeri sendi, pembengkakan, dan kekakuan, serta kelelahan dan rasa tidak enak badan.

Demam dapat berkisar dari ringan hingga berat dan dapat berlangsung selama beberapa hari.

Penting untuk dicatat bahwa demam itu sendiri tidak selalu mengindikasikan diagnosis rematik, demam dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya. 

Namun, jika dialami bersamaan dengan gejala seperti nyeri sendi, kemungkinan ini terkait dengan gejala dari penyakit rematik.

Penyebab Rematik

rematik

Rematik memiliki beberapa penyebab umum yang biasa dialami oleh para penderitanya,  pada bagian ini, kita akan membahas beberapa penyebab utama rematik dan bagaimana hal tersebut dapat dikelola atau dihindari.

1. Genetika

Genetika memainkan peran penting dalam perkembangan rematik.

Diyakini bahwa genetika telah bertanggung jawab atas hingga 75 persen kasus penyakit rematik.

Sebagai contoh, beberapa bentuk artritis idiopatik remaja dan artritis psoriatik telah dikaitkan dengan mutasi genetik.

Jenis penyakit rematik lainnya dapat dipicu oleh faktor lingkungan, tetapi lebih mungkin berkembang jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut atau membawa penanda genetik tertentu.

Bentuk rematik yang paling umum yang terkait dengan genetika meliputi lupus eritematosus sistemik, spondiloid, arteritis sel raksasa, dan sindrom Sjogren.

Dalam beberapa kasus, tidak mungkin untuk mengidentifikasi mutasi genetik yang menyebabkan kondisi rematik seseorang dengan tepat, tetapi cukup jelas bukti bahwa genetik memainkan peran penting dalam perkembangannya.

2. Cedera atau Infeksi

Cedera dan infeksi sering kali merupakan akar dari rematik.

Ketika sendi, tendon, atau otot mengalami cedera, hal itu dapat menyebabkan peradangan yang menyebabkan nyeri rematik.

Demikian pula, infeksi dalam tubuh dapat menyebabkan peradangan yang mengarah ke gejala rematik.

Secara khusus, infeksi pada sendi dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, bengkak, dan kaku.

Jenis rematik yang berhubungan dengan cedera atau infeksi ini sering disebut sebagai artritis reaktif atau sindrom Reiter. 

Selain itu, beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus dapat memengaruhi beberapa sendi dan menyebabkan peradangan kronis yang menyebabkan nyeri rematik jangka panjang.

Jenis cedera atau infeksi umum yang dapat menyebabkan rematik termasuk cedera traumatis seperti strain dan keseleo, infeksi virus seperti flu atau hepatitis C, infeksi jamur seperti histoplasmosis atau kandidiasis, dan infeksi bakteri seperti pneumonia atau penyakit Lyme.

3. Autoimun

Penyakit autoimun adalah penyebab utama perkembangan rematik.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.

Peradangan ini dapat menyebabkan berbagai gejala kronis, termasuk yang terkait dengan penyakit rematik.

Penyakit autoimun umum yang dapat menyebabkan rematik meliputi lupus, artritis reumatoid, skleroderma, artritis psoriatik dan sindrom Sjogren.

4. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan diketahui memainkan peran utama dalam perkembangan rematik.

Sebagai contoh, orang yang tinggal di iklim yang lembap dan dingin memiliki peningkatan risiko terkena kondisi ini. 

Selain itu, polutan lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap timbulnya gejala.

Polutan tersebut dapat berupa polusi udara, bahan kimia, asap, dll. 

Untuk meminimalkan paparan faktor lingkungan yang bermasalah, individu harus mencoba dan menghindari area yang tercemar sebanyak mungkin.

Selain itu, mengenakan pakaian yang sesuai untuk kegiatan di luar ruangan juga penting.

Hal ini termasuk mengenakan beberapa lapis pakaian saat berada di luar ruangan dengan suhu dingin dan menghindari kontak yang terlalu lama dengan air atau kelembapan.

Selain itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti membersihkan rumah secara teratur dan mengganti filter udara sesering mungkin untuk mengurangi tingkat polusi udara dalam ruangan.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, individu dapat mengurangi risiko terkena rematik karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Pengobatan Rematik

rematik

Kondisi rematik dapat melemahkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, terdapat beberapa perawatan tersedia yang dapat membantu mengatasi gejala rematik dan membantu orang untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan juga aktif.

1. Penggunaan Obat-obatan

Obat dapat memberikan banyak manfaat bagi mereka yang menderita rematik.

Obat dapat membantu mengurangi peradangan yang sering dikaitkan dengan kondisi ini.

Hal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada sendi, sehingga memungkinkan mobilitas yang lebih besar dan kualitas hidup yang lebih baik.

Obat-obatan juga dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah kerusakan jangka panjang pada sendi.

Selain itu, obat-obatan tertentu dapat mengurangi risiko komplikasi yang berkaitan dengan rematik, seperti penyakit jantung.

Beberapa obat dapat bekerja untuk memperkuat otot dan jaringan yang melemah, sementara yang lain mungkin diresepkan untuk meningkatkan kekebalan atau meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

2. Terapi Fisik & Latihan

Terapi fisik dan olahraga adalah komponen penting dari pengobatan rematik.

Terapi fisik dapat membantu mengurangi rasa sakit, meningkatkan fleksibilitas sendi, dan meningkatkan kekuatan otot, sehingga individu dapat bergerak dengan lebih mudah dan nyaman.

Olahraga juga merupakan bagian penting dari pengobatan rematik, beberapa aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mempertahankan rentang gerak pada sendi yang terkena serta meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

Selain itu, aktivitas fisik dapat membantu dalam mengurangi rasa sakit dengan melepaskan hormon endorfin, yang merupakan sebuah pereda nyeri alami.

Aktivitas fisik yang teratur juga dapat membantu mengurangi tingkat stres, yang dapat bermanfaat bagi mereka yang mengalami nyeri kronis akibat rematik.

Terakhir, olahraga membantu membangun otot-otot yang kuat yang dapat menopang sendi yang nyeri sekaligus meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Secara keseluruhan, terapi fisik dan olahraga memainkan peran penting dalam keberhasilan pengobatan rematik.

3. Pengobatan Alternatif (Akupunktur, Pijat, dll)

Pengobatan alternatif telah digunakan untuk mengobati rematik selama berabad-abad dan masih dianggap sebagai salah satu pengobatan yang paling efektif.

Akupunktur dan terapi pijat dapat sangat membantu dalam mengurangi rasa sakit, kekakuan, dan peradangan yang terkait dengan kondisi rematik.

Selain itu, perawatan ini dapat membantu dalam meningkatkan sirkulasi, meningkatkan rentang gerak, dan mengurangi stres.

Pengobatan herbal juga sering digunakan untuk mengurangi peradangan, mempercepat penyembuhan, dan meredakan gejala.

Terapi alternatif lain seperti yoga dan tai chi telah terbukti dapat mengurangi tingkat nyeri dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan pada mereka yang memiliki kondisi rematik.

Pengobatan jenis ini dapat menjadi bagian yang berharga dari rencana pengobatan secara keseluruhan guna meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup si penderita.

Pencegahan Rematik

rematik

Mencegah lebih baik dari mengobati, berikut ini adalah beberapa tips cara mencegah rematik yang bisa Anda terapkan sekarang juga.

1. Pertahankan Berat Badan Ideal

Menjaga berat badan yang sehat penting untuk mencegah penyakit rematik.

Berat badan berlebih memberikan tekanan tambahan pada sendi dan dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit rematik seperti osteoartritis, asam urat, dan radang kandung lendir.

Untuk menjaga berat badan yang sehat, penting untuk fokus pada makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.

Makan makanan seimbang yang mencakup banyak buah dan sayuran dapat memberikan nutrisi penting bagi tubuh, sementara menghindari makanan ringan yang diproses atau bergula dapat membantu mengurangi asupan kalori.

2. Kurangi Stres & Belajar Teknik-teknik Relaksasi

Mengurangi stres dan mempelajari teknik relaksasi bisa sangat berharga untuk pencegahan rematik.

Stres telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, tidak terkecuali rematik.

Meluangkan waktu untuk mempraktikkan beberapa teknik menenangkan diri seperti pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, citra terpandu, meditasi kesadaran, dan yoga dapat membantu mengurangi tingkat stres yang kemudian dapat mengurangi risiko terkena penyakit seperti artritis reumatoid.

Selain itu, aktivitas-aktivitas ini juga dapat membantu mengurangi peradangan pada mereka yang telah didiagnosis dengan kondisi tersebut.

Jadi, luangkanlah waktu untuk mempraktikkan teknik-teknik relaksasi ini setiap hari untuk mendapatkan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental Anda.

3. Periksa Kesehatan Secara Teratur

Pemeriksaan kesehatan secara teratur merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan yang baik, terutama dalam hal mencegah rematik.

Penyakit rematik dapat melemahkan dan menyebabkan nyeri kronis, kelelahan, dan pembengkakan pada persendian.

Pemeriksaan rutin dengan dokter Anda adalah sebuah cara terbaik untuk mengenali berbagi tanda atau gejala rematik sebelum menjadi lebih serius.

Dokter Anda dapat merekomendasikan tes tertentu seperti sinar-X atau ultrasound untuk mendiagnosis tanda-tanda potensial penyakit rematik.

Selain itu, melakukan tes darah secara teratur akan membantu mengidentifikasi berbagai kondisi yang mendasari penyakit ini.

Kesimpulan

rematik

Kesimpulannya, memperhatikan kualitas kesehatan adalah yang terpenting dalam upaya mencegah penyakit rematik.

Olahraga teratur dan diet sehat adalah beberapa komponen kunci dalam menurunkan risiko mengembangkan kondisi tersebut.

Selain itu, melakukan pemeriksaan rutin dari ahli medis dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah sebelum semua memburuk.

Selain itu, menghindari kebiasaan gaya hidup tertentu, seperti merokok dan minum alkohol secara berlebihan, juga dapat mengurangi kemungkinan terkena penyakit rematik.

Secara keseluruhan, merawat diri sendiri dengan baik sangat penting untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit ini dan harus ditanggapi dengan serius.

Dengan pemahaman ini, seseorang dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga kesehatan mereka dan pada akhirnya mencegah terjadinya penyakit atau kondisi yang lebih serius.  Copy to editor